Berjuang Mencapai Perbatasan
Hari sudah pagi, matahari sudah menembus temaramnya rimba dan bukit bukau, namun pergerakan escape Kapten Mannix dan tim nya menjadi agak terhambat, sementara dibelakang musuh masih terus memburu. Tim Umi A gerakannya agak melamban karena harus membopong 4 rekan mereka yang terluka. Dalam teori Spesial Force pada penugasan yang dimaklumi oleh semua personil komando, jika anggota terluka menjadi beban dan bisa membahayakan anggota lainnya 'tembakan wajib' diberi saja supaya tidak lagi jadi beban.
Bahkan para senior Mannix yang dihubungi via radio menyarankan agar yang luka ditinggal saja agar tidak menghambat pelolosan. Tapi Mannix tidak tega melakukannya karena dia bertekad dan yakin bisa menyelamatkan ke empat anak buahnya itu. Mannix dan anggota nya bergantian membopong rekan mereka yang terluka, sambil masing-masing tetap dengan senjata ditangan, sementara ajudan nya membawa ransel-ransel. Ditengah gempuran pasukan musuh yang terus mengejar, sisa tim yang tidak cedera melakukan perlawanan dan melindung punggung rekan mereka di depan. Ketika tiba di suatu tempat yang cukup jauh dari kejaran musuh, keemapt anggota yang terluka tersebut menyadari dengan sadar bahwa mereka hanyalah beban bagi pelolosan tim dan memperlambat gerakan pasukan. Mereka pun meminta kepada Mannix agar ditinggal saja.
Hari sudah pagi, matahari sudah menembus temaramnya rimba dan bukit bukau, namun pergerakan escape Kapten Mannix dan tim nya menjadi agak terhambat, sementara dibelakang musuh masih terus memburu. Tim Umi A gerakannya agak melamban karena harus membopong 4 rekan mereka yang terluka. Dalam teori Spesial Force pada penugasan yang dimaklumi oleh semua personil komando, jika anggota terluka menjadi beban dan bisa membahayakan anggota lainnya 'tembakan wajib' diberi saja supaya tidak lagi jadi beban.
![]() |
Ilustrasi |
Anggota yang dipapah Mannix, seorang Letnan Dua meminta supaya dia ditinggal saja, senjatanya dikokangkan, dibekali granat dimana jika dia tertangkap akan berjibaku meledakkan granat tersebut ditengah-tengah musuh. "Ijin ndan, mohon saya ditinggal saja,saya hanya menghalangi gerakan ndan" kata anggotanya dengan suara lemas. Letda tersebut terluka dirusuk kiri oleh tembakan pengejaran musuh. Namun Mannix meyakinkan, "Tidak! Kamu bisa saya selamatkan. Tetap sadar, dan kuatkan dirimu. Semoga kita berhasil tiba di perbatasan!"
Mereka pun terus bergerak menuju arah barat.Hari sudah semakin meninggi, perut juga keroncongan, rasa lapar dan haus sangat mulai terasa. Tiba disuatu tempat yang relatif aman dari jangkauan para pengejar, disebuah lembah dimana terdapat mata air yang kelihatannya sangat bening, mereka pun beristirahat. Setelah minum sejenak, anak buah Mannix mulai memasak. Sementara itu, Mannix membuka hubungan radio, berkomunikasi dengan markas aju di Atambua, menghubungi pimpinan Ops Flamboyan Kolonel Jonas meminta bantuan evakuasi helikopter.
Mereka pun terus bergerak menuju arah barat.Hari sudah semakin meninggi, perut juga keroncongan, rasa lapar dan haus sangat mulai terasa. Tiba disuatu tempat yang relatif aman dari jangkauan para pengejar, disebuah lembah dimana terdapat mata air yang kelihatannya sangat bening, mereka pun beristirahat. Setelah minum sejenak, anak buah Mannix mulai memasak. Sementara itu, Mannix membuka hubungan radio, berkomunikasi dengan markas aju di Atambua, menghubungi pimpinan Ops Flamboyan Kolonel Jonas meminta bantuan evakuasi helikopter.
Tidak lama heli penjemput pun datang, namun terbang tinggi karena khawatir ditembaki musuh dari bawah. Walaupun Kapten Mannix dan anak buahnya sudah membuat segi lima asap, awak heli tetap tidak bisa menemukan lokasi mereka karena terbang terlalu tinggi. Akhirnya heli evakuasi memutuskan kembali ke Atambua tanpa hasil. Mannix dan anak buahnya tersenyum kecut.
Mannix pantang menyerah. Dihubunginya lagi Kolonel Jonas meminta dikirimi ulang heli untuk evakuasi keempat anggotanya yang terluka, dan permintaan ini pun dengan cepat terpenuhi. Kini yang mengudara sebuah heli sipil dengan pilot Bambang Irawan, seorang pilot Pelita Air milik Pertamina yang disewa. Dalam hal ini, Major Patricia yang bertugas sebagai Kasiops Flamboyan ikut serta. Namun kendati sudah terbang rendah, mereka tidak juga menepukan titik asap yang dibuat Kapten Mannix dan anak buahnya.
Mannix pantang menyerah. Dihubunginya lagi Kolonel Jonas meminta dikirimi ulang heli untuk evakuasi keempat anggotanya yang terluka, dan permintaan ini pun dengan cepat terpenuhi. Kini yang mengudara sebuah heli sipil dengan pilot Bambang Irawan, seorang pilot Pelita Air milik Pertamina yang disewa. Dalam hal ini, Major Patricia yang bertugas sebagai Kasiops Flamboyan ikut serta. Namun kendati sudah terbang rendah, mereka tidak juga menepukan titik asap yang dibuat Kapten Mannix dan anak buahnya.
Akhirnya, Mannix pun terpaksa menembakkan pistol dengan tebakan isyarat berwarna hijau. Melalui radio Mannix bertanya apakah mereka sudah meliat isyarat yang dibuatnya. "Ya kami sudah lihat, sudah lihat!" Kata Pilot dan Major Patricia. Namun dilain pihak, tembakan isyarat yang dilepaskan oleh Mannix jadi bumerang, menunjukkan lokasi tempat DZ dan pasukannya oleh musuh. Tropaz pun berusaha mengejar mendekati lokasi DZ.
Evakuasi Yang Menegangkan
Kapten Mannix terus berkomunikasi lewat radio dengan pilot Bambang Irawan. Mannix menuntun supaya heli diterbangkan kearah selatan, dari arah Laut Timor yang bersebelahan dengan Australia agar lebih aman. Namun pilot sempat memutar dari arah timur, padahal musuh berkeliaran disana. Tak ayal heli diberondong tembakan dari bawah oleh berbagai jenis senjata campuran. Beruntung saja heli cepat menghindar tanpa ada yang terluka. Heli evakuasi akhirnya dengan susah payah meski diberondong musuh berhasil menemukan Tim Uminya Kapten Mannix. Lantas langsung dijatuhkan beberapa jerigen air minum, sebab mereka mengira pasukan sudah kehausan dan tidak menemukan air bersih.
Evakuasi Yang Menegangkan
Kapten Mannix terus berkomunikasi lewat radio dengan pilot Bambang Irawan. Mannix menuntun supaya heli diterbangkan kearah selatan, dari arah Laut Timor yang bersebelahan dengan Australia agar lebih aman. Namun pilot sempat memutar dari arah timur, padahal musuh berkeliaran disana. Tak ayal heli diberondong tembakan dari bawah oleh berbagai jenis senjata campuran. Beruntung saja heli cepat menghindar tanpa ada yang terluka. Heli evakuasi akhirnya dengan susah payah meski diberondong musuh berhasil menemukan Tim Uminya Kapten Mannix. Lantas langsung dijatuhkan beberapa jerigen air minum, sebab mereka mengira pasukan sudah kehausan dan tidak menemukan air bersih.
Ditengah kejaran Tropaz yang semakin mendekati LZ, ke empat anggota yang terluka digotong masuk heli yang penumpangnya hanya 3 orang, Pilot Bambang Irawan. Major Patricia dan seorang bintara Kopassandha. Ada kesulitan, sebab seat-nya hanya ada tiga sedangkan tambahan penumpang 4 orang terluka. Namun terpaksa ke empatnya di bawah masuk, seorang lagi diletakkan dibagasi heli. Sungguh sebuah penyelamatan dramatis dan spektakuler. Kemudian Tropaz datang menyergap, sisa pasukan meladeninya sambil melindungi proses evakuasi. Kembali kontak seru senjata seru terjadi.
Saat musuh menghujani mereka dengan tembakan, Mannix meletakkan ransel dan senjatanya dibawah pohon untuk bisa membopong anggotanya yang terluka naik heli, setelah itu kembali untuk mengambilnya, ternyata ransel dan senjatanya sudah tidak ditempat. Rupanya, anggota pasukan lain sudah menbawanya naik ke atas bukit untuk bertahan dari gempuran Tropaz dan Fretilin. Ditengah hujan tembakan, Mannix berhasil mencapai bukit dimana anggota pasukannya bertahan. Karena posisi mereka strategis diatas bukit, musuh tidak berani mendekat, hanya meladeni tembakan-tembakan dari jauh.
Setelah berhasil mengevakuasi anggotanya dan bisa selamat naik keatas bukit, Mannix menarik nafas lega. Dia bersyukur, apalagi setelah melihat heli sudah mengudara menuju Atambua. Dalam hati, dia merasa salut kepada sang pilot Bambang Irawan, yang meski hanya seorang sipil tapi nyalinya tidak kalah dari pilot tentara. Dalam hati Mannix berharap pilot tersebut mendapatkan penghargaan. Bersambung...
Saat musuh menghujani mereka dengan tembakan, Mannix meletakkan ransel dan senjatanya dibawah pohon untuk bisa membopong anggotanya yang terluka naik heli, setelah itu kembali untuk mengambilnya, ternyata ransel dan senjatanya sudah tidak ditempat. Rupanya, anggota pasukan lain sudah menbawanya naik ke atas bukit untuk bertahan dari gempuran Tropaz dan Fretilin. Ditengah hujan tembakan, Mannix berhasil mencapai bukit dimana anggota pasukannya bertahan. Karena posisi mereka strategis diatas bukit, musuh tidak berani mendekat, hanya meladeni tembakan-tembakan dari jauh.
Setelah berhasil mengevakuasi anggotanya dan bisa selamat naik keatas bukit, Mannix menarik nafas lega. Dia bersyukur, apalagi setelah melihat heli sudah mengudara menuju Atambua. Dalam hati, dia merasa salut kepada sang pilot Bambang Irawan, yang meski hanya seorang sipil tapi nyalinya tidak kalah dari pilot tentara. Dalam hati Mannix berharap pilot tersebut mendapatkan penghargaan. Bersambung...
Demikianlah Untold Stories - Operasi Flamboyan Timor Timur (Bagian 3) Mudah - mudah bermanfaat buat sahabat sekalian.
Jika Anda menyukai Artikel di Website ini, Silahkan
klik disini untuk berlangganan GRATIS via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Inspirasi Tanpa Henti
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan Berkomentar Yang Bijak dan Bermanfaat